Kisah Nabi Yunus AS dan Kota Ninawa
Negeri Ninawa adalah negeri di Irak yang dihuni oleh penduduk yang menyembah berhala.
Nabi Yunus diutus oleh Allah untuk berdakwah di negeri Ninawa. Nabi Yunus
mengajak mereka menyembah Allah swt. Dia menjelaskan bahwa penyembahan berhala
tidak memberikan manfaat.
Ajaran-ajaran Nabi Yunus merupakan hal yang baru bagi para penduduk Ninawa. Mereka belum pernah mendengar ajaan seperti itu. Oleh karena itu, mereka tidak dapat menerimanya. Mereka telah memeluk ajaran dan kepercayaan yang telah diwariskan oleh nenek moyang mereka yang sudah menjadi adat kebiasaan mereka turun temurun. Apalagi, pembawa ajaran baru itu adalah seorang asing yang tidak satu keturunan dengan mereka. Penduduk Ninawa tidak mau menerima ajaran Nabi Yunus. Mereka tetap menyembah berhala.
Pada suatu ketika, Nabi Yunus berdoa kepada
Allah agar penduduk Ninawa menerima dakwahnya. Kemudian, Allah meminta Nabi
Yunus tetap berdakwah selama empat puluh hari. Apabila dalam waktu itu penduduk
Ninawa tidak beriman kepada Allah, Allah akan menurunkan azab-Nya.
Nabi Yunus terus berdakwah, bertahun-tahun Nabi Yunus telah berdakwah, tetapi mereka tetap tidak mau menerima ajarannya. Mereka mengatakan, “Kami tidak takut akan siksaan Tuhanmu itu. Datangkanlah siksaan itu sekiranya kamu dari golongan yang benar.” Nabi Yunus marah dan meninggalkan mereka. Dia berhijrah ke negeri lain.
Nabi Yunus meninggalkan negeri Ninawa dengan
perasaan penuh amarah. Ia benar-benar kecewa. Tidak lama setelah Nabi Yunus
pergi, Allah menimpakan azab bagi penduduk Ninawa. Allah menurunkan cuaca yang
sangat panas. Akibatnya, warna kulit mereka berubah. Penduduk Ninawa menjadi
cacat dan tampak jelek. Mereka pun teringat dengan dakwah Nabi Yunus. Akhirnya
mereka sadar bahwa Yunus adalah orang yang benar, dan ajarannya berasal dari
Allah.
Kemudian, mereka beriman dan menyesali perbuatan mereka terhadap Yunus. Mereka lari tunggang langgang dari kota mencari Yunus sambil berteriak meminta pengampunan Allah atas dosa mereka.
Penduduk Ninawa bertobat seperti yang pernah diajarkan Nabi Yunus. Tobat mereka benar-benar ikhlas. Oleh karena itu, Allah mengampuni mereka dan keadaan mereka pulih seperti sedia kala. Kehidupan mereka kembali tenteram. Mereka ingin Nabi Yunus kembali ke negeri mereka dan menuntun mereka pada ajaran yang benar. Namun, Nabi Yunus telah pergi dengan membawa kekecewaan.
Nabi Yunus Menumpang Kapal
Nabi Yunus meninggalkan Ninawa dengan hati
kesal. Berhari-hari, ia berjalan tak menentu arahnya. Pada suatu ketika, ia
sampai di suatu pantai. Di sana, ia melihat kapal yang akan menyeberangi laut.
Ia pun meminta izin untuk dapat ikut serta berlayar. Setelah diizinkan, Nabi
Yunus naik ke kapal.
Pada saat kapal berlayar, tiba-tiba kapal berguncang hebat karena gelombang dan angin yang besar. Penumpang kapal pun panik. Untuk mengurangi muatan, mereka membuang barang mereka. Namun, kapal masih tetap berguncang.
Kemudian, mereka memutuskan agar salah satu dari mereka dibuang ke laut. Hal itu dilakukan dengan cara mengundi. Ternyata, undian jatuh pada Nabi Yunus. Semua penumpang merasa keberatan karena Nabi Yunus adalah orang yang mulia. Oleh karena itu, mereka mengundi kembali.
Hasil undian yang kedua ternyata tetap jatuh kepada Nabi Yunus. Mereka kembali mengulang undian. Ternyata, undian tetap jatuh kepada Nabi Yunus. Nabi Yunus menyadari bahwa ini kehendak Allah swt. Ia menerima keputusan itu dengan ridha. Dengan penuh keikhlasan ia pun meloncat ke laut.
Nabi Yunus Ditelan Ikan Paus
Nabi Yunus benar-benar meloncat ke laut. Ia
melakukannya dengan ikhlas. Ia menyadari kesalahannya yang begitu saja
meninggalkan penduduk Ninawa. Setelah itu, Allah memerintahkan ikan paus untuk
menelan Nabi Yunus. Nabi Yunus pun ditelan ikan paus. Di dalam perut ikan, Nabi
Yunus berdzikir. Ia terus-meneruskan mengucapkan, “Laa ilaaha illa Anta,
Subhanaka, inni kuntu minazh zhalimiin (Tiada Tuhan melainkan Engkau, Maha Suci
Engkau, sesungguhnya aku adalah orang yang telah berbuat zalim).”
Allah mendengar doa Nabi Yunus. Allah memerintahkan ikan paus mendamparkan Nabi Yunus di sebuah pantai. Allah Yang Maha Pengasih menumbuhkan pohon labu sehingga Nabi Yunus yang lemah tidak berdaya dapat bernaung dan memakan buahnya.
Setelah pulih, ia diperintahkan kembali ke Ninawa. Ia terkejut ketika melihat perubahan penduduk Ninawa yang telah beriman kepada Allah. Selanjutnya, Nabi Yunus mengajarkan kepada mereka tauhid dan menyempurnakan iman mereka.
Kisah Nabi Yunus yang ditelan ikan paus diceritakan dalam Al Quran Surat Al-Anbiya ayat 87-88. “Dan (ingatlah kisah) Dzun Nun (Yunus), ketika ia pergi dalam keadaan marah, lalu ia menyangka bahwa Kami tidak akan mempersempitnya (menyulitkannya), maka ia menyeru dalam keadaan yang sangat gelap, ‘Bahwa tidak ada Tuhan selain Engkau. Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku adalah termasuk orang-orang yang zalim. ‘Maka Kami telah memperkenankan doanya dan menyelamatkannya dari kedukaan. Dan demikianlah Kami selamatkan orang-orang yang beriman.” Sungguh, Allah adalah Tuhan Yang Maha Pengatur dan Maha Bijaksana.
EmoticonEmoticon